MEMBANGUN GERAKAN GOTONG ROYONG
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PROSES PENGKADERAN
(Berat Sama Dipikul Ringan Sama Dijinjing)
Poroses Perjuangan
a. Ruang Keber-Imanan
Pada dasarnya keyakinan manusia berangkat dari potensi nilai di mana mereka memposisikan ruang tata nilai sebagai bentuk Ruh perjuangan di dalam konteks ke Islaman tentunya kita mengenal Trias Ideologis yang terbingkai dalam ke imanan ,ilmu dan amal. Di dalam demiensi iman terdapat proses (Rabbaniyyah) yaitu sebuah proses tata nilai yang di jiwai oleh kesadaran manusia. Bahwa hidup ini berasal dari tuhan. Di dalam proses tersebut timbul berbagai macam keyakinan yang di satukan dalam penegasan diri dengan (Kalimat Sawa') yang mengantarkan manusia untuk berserah diri dalam kebenaran. konsekwensi tersebut membnetuk pengakuan yang tulus pada satu sumber otoritas yang serba mutlak adanya. Sehingga di dalam ke adaan tersebut mengantarkan kita untuk usaha secara terus menerus yang di penuhi ke sungguhan dalam proses Mujahhadah dan Ijtihad sebagaimana untuk mendekatkan diri (Taqqorrub) hal tersebut adalah sebuah konsekwensi logis dalam alam tabiat atau fitrah manusia yang merupakan wujud perjanjian primordialnya yang di wujudkan dengan merentangkan garis lurus antara manusia dan sumber otoritas tersebut yaitu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan membentuk kerinduan di dalam hati nurani. Yang nantinya akan melahirkan prinsip hidup untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perbuatan yang di pilihnya
b. Ruang Ber-Ilmu
Suatu proses yang di wajibkan untuk di miliki bagi setiap induvidu karena pada dasarnya seorang muslim mempuni bentuk pola kesadaran antara ke imanan dan amal yang terbentuk segitaga hidup yang kukuh dan benar yaitu sebuah ke ilmuan yang akan menjadi tulang punggung yang sangat sentral. hingga kemudian akan menempatkan pada posisi ruang tata nilai permanent yang di haruskan untuk di miliki bagi setiap manusia untuk melakukan proses berfikir dalam mencari kebenaran tentunya di imbangi dengan parameter ke ilmuan yang di miliki. sebab pengetahuan yang tidak tepat tentang bentuk ajaran, maka akan dengen sendirinya mengakibatkan pelaksanaan yang tidak tepat pula, sehingga akan menjadi sebuah sumber ke salahan yang sangat prinsipil. Maka pada tingkat pelaksanaan tersebut di haruskan melihat lingkungan social budaya yang di imbangi dengan memahami tuntutan-tuntutan spesifiknya yang nantinya bisa menemukan sebuah hasil serta hal-hal yang bertolak belakang dari tujuan pengetahuan tersebut. Agar kemudian tidak ada pemikiran-pemikaran yang sifatnya pragmatis. dengan menggunakan ke ilmuan yang sifatnya profetik tentunya bisa membantu ruang nalar kita untuk melangkah menuju proses dinamika persolan ummat manusia
c. Ruang Ber-Amal
berdasrkan prinsip-prinsip fitrrah manusia bahwasanya manusia mempunyai ruang kebebasan untuk menentukan tujuan hidupnya yang di hubungkan dalam bentuk primoldialnya antara tuhan dan manusia. Prinsip-prisnsip tersebut ter-implementasikan dalam bentuk kholifah di muka bumi. Maka manusia mempunyai pengemban amanah dalam mengatur ke hidupan social manusia. untuk menuju ke arah tersebut harus memutlakan sesama mahkluk agar tercipta rasa ke adilan dan demokratis di muka bumi. Di dalam prinsip-prinsip diatas tentunya tidak terlepas dari salah satu prinsip ke tuhanan ialah paham persamaan manusia, yakni bahwa seluruh ummat manusia sama di hadapan tuhan baik segi dari harkat, martabat dan hak asasinya. dengan adanya konsep diatas menegaskan tidak ada saling merendahkan, memaksa dan menguasai nilai-nilai kemanuisaan tersebut. Maka untuk menjalankan ruang kebebasan tersebut harus di imbangi dengan nilai-nilai moralitas yang ada. agar terbentuk hubungan yang harmonis dan dinamis. Kemudian di dalam ruang demokratis harus tercipta proses kesetaraan agar tercpita potensi yang kondusif. karena manusia bisa menemukan kekuatan sosialnya apabila terciptanya sebuah nilai-nilai persatuan yang kukuh yang akan mengantarkan kepada ruang kehidupan gotong royong yang akan berguna untuk meningkatkan kualitas sumber manusia maka bentuk kerjasama seperti di atas mempunyai sperit yang hakiki yaitu sebuah ke hidupan atas dasar taqwa kepada tuhan yang maha kuasa
d. Ruang Ber-Organisasi
Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsi dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
Pemantapan fungsi kekaderan HMI harus ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, (amal). sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang paling mendasar. yaitu Suatu wadah manusia untuk mengkanter pengaruh perdaban yang menjahukan manusia dari rasa nasionalisme bangsanya. Tentunya dalam dalam pencapaian tersebut tidak terlepas dari ke Sinergian antar anggota. agar terbentuk sikap saling menghormati menghargai dan memuliakan. Karena pada dasarnya manusia mahkluk yang di muliakan. Untuk itu kita di tuntut agar saling menghargai yang nantinya akan melahirkan proses pencapaian Dehumanisasi dalam peran agen offceng (agen perubahan).
Di dalam organisasi Musawarah menjadi ke harusan di karenakan manusia mempunyai kekuatan dan ke lemahan yang tidak sama dari induvidu ke induvidu yang lain. Maka untuk menuju konsep tersebut perlunya sebuah proses (Berjama'ah) seperti adanya imam dan ma'mum yang mencoba mengimbangi kerangka fungsional structural dalam memerankan anggota di dalam tubuh organisasi. HMI adalah organisasi yang memilki tujuan. Tujuan perjuanagn itu adalah : Terbinanya Insan Kademis, Pencipta, Pengabdi, Yang Bernafaskan Islam Dan Bertanggungjawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Dan Makmur Yang Diridlai Allah Swt. Sebagimana termaktub dalam rumusan anggaran dasar Himpunan Mahasiwa Islam adalah organisasi perkaderan dan organisasi perjuangan. Rumusan itu diturunkan dari tujuan besar diatas nama organisasi ini didirikan akademis, pencipta, pengabdi bernafaskan Islam dan bertanggungjawab meruapakan cita-cita yang berada di wilayah perkaderan. Sedangkan masyarakat adil dan makmur merupakan tugas dan tanggungjawab setiap kader HMI.
Perjuangan HMI bertumpu pada perkaderan yang kokoh, berkualitas dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perjuangan menuju keadilan dan kemakmuran harus dilandaskan keberpihakan kepada masyarakat, serta kita mampu memilki cita-cita tranformasi sosial, dan merancang pola gerakan yang strategis. Dalam mencapai tujuan perjuangan. Kemudian peruabahan kondisi struktural mengharuskan adanya revitalisasi dan perubahan internal sesuai tuntutan perjuanagn itu sendiri.
Kerja-kerja teoritis maupun praktis harus diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi bukan pencapaian tujuan pribadi dalam organisasi. kerja-kerja tersebut dilakukan secara ber-iringan. Oleh karena itu, dalam perjungan mencapai tujuan organisasi, tidak mengenal pemisahan wilayah teoritis dan praksis. Keduanya merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Karena teori haruslah berangkat dari kondisi-kondisi praksis-obyektif. Dialektika anatara kondisi obyektif dan kondisi subyektif yang akan mengarah pada sintesa yaitu pencapaian masyarakat adil secara sosial, makmur secara ekonomi, dan mendapat ridlo Allah secara spritual.
Kemudian aktualisasi bagi HMI untuk selalu melakukan pembacaan terus menerus terhadap kondisi umat, rakyat, dan kondisi bangsa. secara structural ummat / Rakyat dan bangsa hari ini yang jauh dari kemakmuran dan keadilan. Negara semakin jauh dari tanggungjawab untuk mensejahterakan rakyatnya. Tetapi justru menjadi sistem pelayan pasar yang didalmnya menghalalkan penumpukan kekayaan pada segelintir orang, yaitu korporasi internasional. hal ini bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam dan prinsip-prinsip keadilan.
Oleh karena itu HMI sebagai organisais perjuangan harus terpanggil untuk menghancurkan berhala-berhala baru yang disebut kapitalisme global demi membebaskan manusia dan membawanya menuju tauhid. Hal ini harus disertai dengan melakukan perubahan struktur social dan basic pengetahuan yang nanti akan membantu untuk menuju masyarakat ber keadilan yang diridlai AllahSWT. Muhammad SAW tidak berjuang sendirian akan tetapi bersama-sama para shahabat dan kelompok (ummat) itu sendiri. inilah saatnya HMI harus meneyentuh dengan umat/rakyat demi membangun Gerakan Gotong Royong yang akan mengantarkan proses menuju keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar